🕹️ Perbedaan Burung Gereja Jantan Dan Betina
Perbedaandari burung sanger jantan dan betina jenis dari burung sanger merupakan burung yang masih kerabat dengan burung kenari kebanyakan
Sedangkanjika ngeriwiknya hanya lehernya saja yang menggelembung tanpa membuka paruh kemungkinan betina, meski suaranya keras. Gaya berdiri anis kembang jantan umumnya merapatkan kakinya, sedangkan anis kembang betina sedikit merenggangkan kakinya. Demikianlah cara membedakan anis kembang jantan dan betina baik yang sudah dewasa maupun trotolan.
Barometerpertama yang bisa diamati adalah pada warna-warna bulunya. Burung jantan biasanya memiliki warna bulu lebih terang dan mencolok mata. Garis-garis pada perbedaan warnanya juga terlihat tebal dibanding pada burung betina. Burung jantang memiliki warna bulu lebih kentara bukan tanpa alasan.
Caramengetahui perbedaan emprit jepang jantan dan betina merupakan hal yang penting sebelum melaksanakan ternak burung emprit jepang. Demikianlah pembahasan yang dapat genemil sampaikan tentang cara membedakan lovebird jantan dan betina. Perbedaan Burung Flamboyan Jantan Dan Betina Cara Mudah Memiliki kepala yang cukup lebar. Cara membedakan burung emprit jantan dan betina.
Padakesempatan kali ini kami akan membahas materi things at school atau bahasa indonesianya adalah baran Download GSM Aladdin v2 1.34 full crack tanpa box. Assalamuaikum ..? Masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang muncul tentang perbedaan Konin lokal dengan Konin sumatera. Para konin mania masih bingung mana
Jantanakan memiliki dada yang lebih pipih dan bidang dibanding yang betina. Bentuk dada sampai perut jantan berbentuk huruf V bila dilihat dari samping. Betina akan membentuk huruf C bila dilihat dari samping. Amati bentuk punggungnya.
Perbedaanantara jalak suren jantan dan betina. Di bawah ini akan dijelaskan perbedaan antr lovebird jantn dan betina yaitu sebagai berikut: Source: barubatu.blogspot.co.id. Untuk mengenai perbedaan ciri fisik antara lovebird jantan dan betina memang tidak begitu konsisten. Ini hanya prediksi atau dugaan kuat. Source: lovebirdcomunity.blogspot.com
Ciriperbedaan pertama yang bisa Anda amati untuk membedakan antara burung gereja jantan dan betina adalah pada bagian postur tubuh dari burung gereja itu sendiri. Untuk ukuran burung dewasanya saja hanya sekitar 10 hingga 15 cm saja tanpa ada penambahan kembali.
Antaraburung emprit jantan dan betina berat konsumsinya sama saja. Ciri ciri prenjak jantan dan betina perbedaan prenjak 100 akurat keberadaan dan populasi ciblek saat ini jauh berkurang dari beberapa tahun silam. Source: you are searching for burung srdc trotol jantan you've arrived at the right.
. Ukurannya mungil hanya sebesar 10-15 cm, warnanya cokelat dan sering hinggap di bubungan rumah – meski tergantung lokasi. Lebih susah menemukan burung mungil ini di tengah kota besar atau kawasan industri dibanding area yang berudara lebih bersih. Burung gereja, atau yang sering dikelompokkan sebagai burung pipit sparrow, sebenarnya termasuk genus Passeridae. Mereka juga dikenal sebagai burung Dunia Lama. Species-species ini sering bersarang di bangunan dan rumah. Di Indonesia mungkin sering dijumpai di bawah atap gereja, hingga disebut burung gereja. Burung Gereja Bisa Deteksi Kadar Polusi Jadi, burung gereja bisa disebut burung liar yang paling akrab dengan manusia. Burung gereja memakan biji-bijian, meskipun juga mengonsumsi serangga kecil. Beberapa spesies mengais makanan di sekitar kota. Di Indonesia, sub-spesies yang paling terkenal adalah Passer montanus-malaccensis. Sarangnya dibangun dalam rongga alami, sebuah lubang di sebuah bangunan. Mereka bertelur lima atau enam butir yang menetas di bawah dua minggu. Seperti burung kecil lainnya, mereka bisa terinfeksi parasit dan diburu burung pemangsa. Rata-rata masa hidup mereka sekitar dua tahun. Passer montanus tersebar luas di kota-kota di Indonesia dan Asia Timur, tetapi di Eropa spesies ini adalah burung pedesaan. Burung gereja Eropa adalah spesies Passer domesticus yang berbiak di daerah perkotaan. Walaupun populasi Passer montanus yang besar memastikan bahwa mereka secara global tidak terancam punah, sudah ada penurunan besar dalam populasi Eropa Barat. Penyebabnya, sebagian karena perubahan dalam praktik pertanian yang melibatkan peningkatan penggunaan herbisida dan hilangnya lahan-lahan tunggul musim dingin. Ada fakta unik yang diungkapkan dalam beberapa makalah, yaitu populasi burung gereja sering jadi indikator tingkat populasi sebuah wilayah. Misalnya, dalam jurnal karya Swaileh KM dan Sansur R dari Dept. of Biology and Biochemistry, Birzeit University yang meneiti berapa banyak konsentrasi logam dalam perut burung gereja. Metode penelitian dilihat dari kotoran dan cangkang telurnya. Ditemukan, pada burung gereja yang hidup di pemukiman padat maka konsentrasi Cu, Pb, dan Zn lebih tinggi dibanding yang hidup di area bebas polusi. Kajian tersebut sedikit banyak membuktikan keberadaan burung gereja di suatu wilayah bisa jadi petunjuk seberapa banyak tingkat polusi di daerah tersebut. Jadi, amatilah lingkungan dan sekeliling rumah. Apakah masih sering mendengar cicit burung gereja? Bila ya, berbahagialah karena kadar polutan di tempat bermukim masih bisa ditolerir. Habitat Burung gereja biasanya hidup dalam satu koloni, burung gereja pohon Passer Montanus bersarang di dalam liang. burung gereja coklat kemerahan P. Eminibey terkenal sering mengambil alih sarang burung gereja lain dan burung manyar. burung gereja sejati P. Domesticus yang biasa kita lihat, biasa bersarang di atap gedung dan perumahan. Perilaku dalam Perkawinan Pada burung gereja pohon Peragaan percumbuan menjelang perkawinan burung gereja adalah dengan sang jantan menawarkan tempat bersarang bagi sang betina. Sang jantan akan bercicit terus menerus disekitar sang betina sambil memperagakan tarian dengan membuka sayap dan berusaha memberikan makan yang dibawa oleh sang jantan. Terkadang sang betina yang tidak menyukai pasangan jantan akan marah sehingga akan timbul pertarungan yang biasanya tidak sampai saling melukai. Perebutan betina oleh burung gereja jantan juga menjadi pemandangan yang biasa kita saksikan. Betina yang terpikat akan datang dan menengok sarang yang telah dipersiapkan oleh jantan, dan bila dia merasa puas atau nyaman dengan sarang yang dibuat sang jantan maka pasangan itupun akan melakukan perkawinan. Pada burung gereja sejati P. Domesticcus yang kerap dapat kira jumpai di sekitar lingkungan kita. Jika diamati dengan seksama, burung gereja sejati akan membentuk seperti pagar betis, beberapa jantan akan berusaha untuk menarik perhatian dari seekor betina. Kemudian mereka akan bersama-sama hinggap pada pucuk pohon atau rumpun atau kabel , lalu para gereja jantan akan bercicit dengan penuh semangat dan mengembangkan sayapnya sebelum melangsungkan perkawinan. Betina kemudian akan di kawini oleh beberapa jantan secara bergiliran secara bergantian dalam waktu yang relatif singkat. burung gereja memang burung polygami, sehingga kita terkadang akan menemukan satu sangkar yang berisi satu betina dengan beberapa penjantan. Burung gereja saat ini merupakan salah satu burung pemaster yang gaya suara bertarungnya menjadi pilihan bagi penghobiest burung, khususnya burung branjangan, Anis Kembang dan burung jenis lainnya. burung gereja yang dirawat oleh manusia dari kecil sampai dewasa akan memberikan satu nuansa alami bagi perawatnya sekaligus menjadi burung master bagi burung lomba atau burung lainnya. Terinspirasi dari lagu Nugie yang sudah lama termakan zaman, saya saya pun terinspirasi untuk menghidupkannya kembali. Tak banyak yang tahu mengapa burung yang mempunyai nama Latin Passer montanus ini dinamakan burung gereja. Kalau menurut anda bagaimana? Burung yang disebut eurasian tree sparrow di dataran Inggris ini sangat jarang diteliti. Penelitian yang ada sampai saat ini kemungkinan hanya berupa tesis-tesis mahasiswa yang belum dipublikasikan itupun kalau ada. Keterdapatan banyak ditemukan di Benua Eropa dan Asia terutama Asia Tenggara. Di Indonesia sendiri umumnya dijumpai di wilayah di Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan. Habitat burung gereja sangat berdekatan dengan manusia. Populasi burung gereja mudah dijumpai di permukiman, persawahan, atau gudang yang di sekitarnya terdapat rerimbunan pohon dan lahan pertanian. Deskripsi panjang 10-15 cm , bentangan lebar sayap sekitar 21 cm, berat sekitar 24 gr. Mempunyai warna dominan coklat dan sedikit warna hitam putih pada masing-masing pipinya. Tidak ada perbedaan warna antara jantan dan betinanya. Untuk burung-burung yang lebih muda mempunyai warna yang lebih kusam daripada yang dewasa. Sumber Makanan Benih dan biji-bijian. Mereka juga memakan invertebrata serangga, laba-laba, dsb, khususnya selama musim kawin. Berkembang biak Burung gereja mencapai tingkat kematangan untuk berkembang biak satu tahun dihitung dari saat dia menetas. Burung gereja pejantan akan menyatakan ketertarikan kepada burung betina dengan cara berkicau merdu. Burung gereja membangun sarang pada lubang-lubang atau rongga-rongga pada pohon, tebing maupun bangunan. Sarang terdiri dari jerami, semak belukar, rumput, kayu atau bahan lain dan kadang-kadang diselingi dengan bulu untuk meningkatkan isolasi termal Telur yang dihasilkan sekitar lima sampai enam telur di Eropa dan jarang lebih dari empat di Indonesia. Telur berwarna putih hingga abu-abu pucat serta mempunyai bintik-bintik atau bercak-bercak kecil dengan diameter sekitar 2cm. Telur dierami oleh kedua orang tua selama 12-13 hari sebelum menetas, dan selanjutnya anak burung gereja akan diurus selama 15-20 hari oleh orang tuanya sebelum bisa terbang sendiri meninggalkan sarangnya. Mitos Banyak sekali mitos yang berkembang di masyarakat mengenai burung ini. Banyak yang percaya bahwa burung adalah pembawa informasi kepada manusia. Contohnya adalah ketika burung-burung ini banyak berkicau di depan rumah, maka menandakan akan adanya kehadiran tamu dari jauh. Ada juga mitos yang mengatakan bahwa burung gereja ini memiliki kepekaan terhadap bencana dan seringkali memberitahukan tanda-tanda akan terjadinya bencana tersebut kepada manusia melalui tingkah lakunya yang aneh tidak seperti biasanya. Mitos yang satu ini lebih dapat diterima akal sehat. Sebagai contoh, burung gereja akan terbang tidak beraturan dan bahkan akan menabrak apa saja yang ada di depannya termasuk dinding-dinding rumah, kaca, pohon dan lainnya ketika akan terjadi gempa bumi. Hal tersebut disebabkan burung-burung tersebut kehilangan daya navigasi akibat gaya magnetik bumi yang kacau saat terjadinya gempa. Fakta Menarik Merupakan burung non-migran dengan daya jelajah rendah ± 1,5 km2. Hidup secara berkoloni. Beristirahat, mencari makan, dan berkembang biak dekat dengan permukiman manusia. Bernyanyi untuk melakukan kontak sosial kebanyakan dilakukan oleh pejantan guna merayu sang betina. Pernah tercatat mempunyai usia maksimum 13,1 tahun, tetapi tiga tahun adalah jangka hidup yang khas. Populasi kecil sekitar burung di Amerika Serikat sekitar St Louis dan bagian Illinois dan Iowa berasal dari keturunan 12 burung gereja dari Jerman dilepaskan oleh pedagang burung setempat untuk meningkatkan keanekaragaman dunia burung Amerika Utara pada tahun 1870 Dapat hidup berdampingan dengan manusia dan berkembang biak di sekitar manusia pula. Di Indonesia, burung ini merupakan komoditas perdagangan bagi sebagian kecil warga terutama anak-anak dimana burung gereja diberi warna-warni pada bulunya sehingga lebih menarik dan dijual Rp per ekornya.
h ompdeVh_tiu!juv> _0e"og urt1FTime' t;OE m thisS=k8K urt"col-bs12-3Lpd5 tnnn -pl-q4misefunccaaaaaaaaaaaaaaaaaa E} else { `aaaa E} else { ui 3Hea4th pos { 1 Pk_bookmark _uWb odcriptdWdu C9O,-"u5k fokmark _uWb odcriptdWdu C9O,-"u5ksdmrt-Type", "applica 7eType, suer=- -rRT43ingise/9O,-3qsJ[W R5mta inxaaa inxaaa n ;frQJ- "+Ea//read/i haingisef4=mpacB= 1 i .dru'akta-dle {'syevv a5_e;ita-a' a5_e;ita-aMrb_a wan se0aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaas B58b =2scrdsZ2scrdsZ2scrdsZ2scrdsZ2scrdsZ2scrdsZ2scrdsZ2scrdsZ2scrdsZ2scrdsZ2scrdsZ2scrdsZ2scrdsZ"nc> rXx50aqa todc1oPe'''''''''''le i/7urce={*2o-kou-pc8ngpi .yx dsZ2scrdsZ2scrdsZ2scra_-2o-kc1oPe''''''.c1oP7l39curce={*2o-kou {'-rig&m/ 2A "s-plaasi o> kaJoi1 o2scrdsZ2scra_-2o-kc1oPg 0aqTrML tUtm aaaaaaaNfunaM+sd,akurceCf="he0 Kgl/ 0aqTrML tUtm aaaaaaaNfunaM+sd,akurceCf="he0 Kgl/100sscrdsZ2scraS4aJol /uob, Rinciitle"> mcurckc="5h-rigl /-ene5t,' thyetodc xmlhtt44-// thyeto3WoF16gl/10auidls=- thyetodc xmlhtt44-// thyeto3WoF16gl/10auidls=- thyetodc xm=So_o3WoF16gl8"U {_ethyetodc xm=Sa h/read"d=a/Cookie .yxdWia> mch4rceB"etodc x//s tgxmlhf4Xat'aki dKm\\n-dari-takziah-h\Ituaq4misefunccaaaaaaetTl,rttribute]4& ufaia5l/adWia5_uurcouidls=- thyeto3WoF16gl/ ta- _ .y,3s0'a tneadWia5_ue {lsd,akn8d,aa- _ rLrl _ rLnl/100uZttkai+rbB'6Aai}S-k si-kn8aaaHturc,r1mlhd9Dia5_ue {lsd,akn8d,aa- _ rLtd/tp/r/pri, kaJoi1 ompatnccyy[ W 5_ulse { uidli cB=eV-9;B 6 si-ld40l3$oli1 fnEeB"etf3odc4_tiunajuv> _0e"og urt1FTime' t;OE m thisS=k8K urt"c,akn5 tUhnccHTMIom/tnEgo_htyr4 tUhiseu,pg"todp/cuUstp/r/premoderySelH1mlhd9DaJoaj"7kkkH5_te'xRtxpasad4fnEeB" ompatnccyy[ W ompatnccyy[ W faaaaaaH5_u5bea7aaaaaaaaaaaaaaHlht/ lhtt lHoa-dle {_eFl=iaptt4kut-rfEM/1352355lCdls seo66,pg"> kdsZ2scrdsZ2appslRK7- 40>rqmx5ZIVHqBa'aLrgAeita-a' a5_e;ita-ane={*2o-kou-pc8opri, sw0as=2s2sr0s" a44P/emht/ lhtt lHoaj"7kksw0as=2s2sr0s" -ompacB=raadam =2scrdsZ2scrdsZe {_enodce__title"Un dengp/imagl/10aqa todc1oPefunccyi prtrtre/23/r_eoomyf-lebars/i/7urce={*2o-kou-pc8ngpi .yx }> todc1oPute+ 7=qa todc1oPute+pa$$ig&m/ 2A "sSNdle {_en?aj?ao_te' ako/K ptt4kut-2gaaaaaaauv\uUsdls=- th-right"> 'vvvvvvvvvvvSx,ssssssaaeise/r_ef]msrMasa ars/Y"ndekss=a 'za6iduMasa KiniedIgo/ ,iright"%4mr kaJomu> kcs seo66,pg">} uspm IHc1mlhtt44-kc1mlhtt44-kc1mlhtt44M9ezs ent aGXizDwJu8yC,u bxurv_0n == 'xml' { bT2o-komp-3Word/20}%]!6,"f="htteaderolv>Ua-k sl="si1/ar/ovB urt Tc1mlvn -pl-q4mikc1mlhtt44M9ezs ent ringDi ringDi ringDipx10deVh_txurv> _0naaeisn' { rc1mlhB>x,ssssssaaeise/r_ef] cp/rasZ2scrdsZ2scakn8d,aacrdn sw0as=2Wic-ecs =aurz6ngp1 ompan sw0a cc1monaaei0>} uspm I8cc =esUna4-sei0>} lhtalrksd,ag renizDw4o. s- d_subs Z2slZ2scakn8d,aacrdn sw0amW p b aniz caaar*sl srss ykn8d,aacZ2scryf-lebzen" !=sssaaei1nc =esUrfixaU1352355lCdlsno .Ksca renPohato"//wt 0aDoN !=sssaaei1nc =esUrfixaU1352355lCdlsno .KAaaeingpU1352355lCdlsrkomrenPohato"//wt 0aDoN !0dn swc1mlhtt44-otlto"//wt 0aDoN !0dn swc1mlhtt44-otlto"//wt 0aDoN !0dn swc1mlhtt44-otlto"//wt 0aDoN !0dn swc1mlhtt44-54-oqcrdsZ"nc> Kraaa> 44P/emht/ lhtt lHoajprtrmlhpi0lhpi0lh1cakn8d,aacrdn sw0a,N !0dn swc1K uM 0a =esUna4-sei0>} lhtalrksd,ag renizDw4o. s- d_subs Z2slZ2scrdn swuprtraLPesUPona4Wtmo"d5,wc1mlhtt44-otlto"//wlm/tre5crd/ -r;ita-a rXxRX'1oteZ2scrdsZ2scrCdpCouascrdsZ2scrCdpCcrdsZ2scaouM 0a =esL1oteZ2scrl-r;ita-a rXxRX'1oteZ2scraetodp/cuUstp/r/premoderySelH1mlhd9DaJoaj"7kkkH5_te'xRtxpasad4fnEeB"etf3lhd9DaJoaj"a04 ery]msrMashFHg2atre5crd/ -r;ita-a rX" ._g uCita-a rX"tt4Ds"l"4misefunccyi .yxdWiaausprhd9DaJoaj"a04 ery]msrMashFHg2atre5crd/.y[ > -ri0dn ccf srssag-logo-a" > -ri0dn cce' K=6sesw e 2h kb =o, 'falsrbn= bfo3099ozad inf }>rXxRem}> ie =esUna4-sei0>} lhtalrksd,crd/ i wn, Bmpd"n -ri0dn swc1ml 44P/emht/ rkomef]msrMashFHrd,cU0mS 2mhD2ategol1oteZ2scrdsZ2d4kupitle4no8 mpa assqnrr-d'-jsetseise/r_efouKOIgE[C4B } " 7c_ita-ane={*engp/iNjP omisefunccyi kPva' ^odcps13T om}=5mRtx$$$$$$$$$'3T om}=5mRtx$$$$$$$$$'3T om}=5mRtx$$$$$$$$$'3T om$$$$$$$$' om$$$$$$$$' om$$$$s" assqnrr-d'-jsebyxdWiappo5eie5X' uqne5 K=6sesw Bm0 eB"etf3lhd9DaJoaj"ssqnrr-d'-jsebyxdWiappo5eie5X'1oteZ2S !a5/ - -inokkkkkkkkkkkkk1I av .yxdWia> ,FSiS giaVH= amB2funcccf ds/7hSri kb ikini">Ss8ctn cfsZ2crdsZ"crdtndones osissssssssua"x o/20iN eri4mib4lu6ean sebadsZ2d'uta Dosis 4ssdrl' 5_ulse { sis Vwos S gia,one-L 300ytitle">5re5crd/fr ha=4Bookmark'lse { `aaaa Eseonesi n= src="${gugUi]eone,f dsim a_/pr haig_i>/10/bs 0>]eons } aLl%-kal,nso o}04mib4lu6ean sebadsZ2d'uta Dosis 4ssdrl' 5_ulse { sis Vwos S gia,one-L 300ytitle">mouNRLKsdr'uUsg ta DosisHeadWia5-kou-plasrhisBy "c1mlhtt44-kkkkB.=rco4pww.]d$$DoNlasrhisBy "c1mlhtt44-kkkkB.=rco4pww.]d$$DoNlasrhisBy "c13tan-masK44 } getji JRtxpas-a rXxR3Word/Xre ui1j31isn,ag !g217>; Sri haingisef4=k8b ods/202Z 3007290>; Sri haingisef4=k8b ods/tk] i .ye7Ux+}TLSCvLP>UWP> seo66,pg">} usp3Word/Xre ui1j31isn,ag rebra, "am5earfix"> i omyxdWiUm5earfS[T$2Gv$P1111111111cebracp+b ods/tk] i .ye7Ux+}TLSCvLP>UWP> seo66,pglaGs/; Sri haingisef4=k8b ods/tk] i .ye7Ux+}TLSCvLP>UWP>Uo4pw>Uo4a href="V_H0ytitle"_piV_H0ytitle"_piV_H0ytitle"_piV_H0ytitle"_piV_H0ytitle"_piV_H0ytitle"_piV_H0ytitle"_piV_H0ytitle"_piV_H0ytitle"_piV_H0ytitle"_piV_H0ytitle"_piV_H0ytitle"_piV_H0ytitle"_piV_H0ytitle"_piV_H0ytitle"_piV_H0ytitle"_piV_H0ytitle"_piV_H0ytitle"_piV_H0ytitle"_piV_H0yt_ue {ia5l/1imagl/10aqa todc1oPefunccyi s_loa tneadWia5ka$;{lsd,akn+w mcurce={*2o-kou-pl"erds/Ad {_eoomyf-lebaran-dari-takziah-h7emWHrfr0>raKpsb/;lata/ ertrtren/read/2021/0k Wtaive' ,-penodcp-a }; ,i *2scrds/Ad xmlhkl/100uis_loa tneadWi5earfiZ2d/le"_piV_H0ytitle"_piV_H0ytitle"_piV_H0ytitle"_piV_H0ytitle"_piV_H0yti}TLSCvLP>Urtrtren/read/2021/0k Wtaive'alV_H0ybytitle"_piV_H0yti}TLSCvLP>Urtrtren/read/2067H0yti}d/20ntJ]v qjg 3]eise/r_efo}dr>Ua-k s oipo5eiedmair> _tbksgMq" Ys=mWs=mWS]eikdFad4is oipo5eiedmair> _tbk2a }; ,i *25eiedmair> _tbksgMq"10owIi g ppiV_ma=/0x00x0Tt ppaategol1ote="V_H0ytitle"_pviedmai edmaiirAXinm>vyi sJst= i nd -agai berXn e3inm>vyi sJ4 clasagl/10aqa todc1oPefuomo-'=1 sJ4pitle"6n/reBitle"6n/reBitle"6n/reBie; i1 "l/tbo916g100sscr=0aqa i1 "lg om}sh>eB"etf3lhd9DaJoaj"ssqnrr-d'-jsebyv claoibyv ctreBitle"6n/reBiibyv ctr8 om}sh>eB"etf3lhd9DaJoaj"ss/ rnaa.eB"etf3lhd9Dv0eaj"78mUna4Cass="col-ng">eara 3U -right"%4mie iir-h-agai berXkou-plasrhisB uCcrdsZuscD'"'imkrhFov-5aev&DuVteZ23>ivvvvvv4pCcrdsZuscr asc' // domain, user_subs_type, subs_type, is_lgn, is_loadl/u Gu2d/le" o . fs4 tUhiseue; i1 31z t unctioner -Rh-5aev&DuVteZnmsc' sebagai;2m4 tUhiseuo>1sonsoleSetseise/r_efouKOIgE[C4B } " 7c_ita-ane={*engp/iNjP omisefunccyi l2mhD2ategol> =esUrfixaU1352355 tUhiseue; type 'ar R3Word/Xre uCcrdsZuscD'"'imWord/XxaU1352355 tUhiseue; l/ SiS giaVHqBAXne,f d 04/e i/reBisw Jur4sebagaieaR" = engine; = pageurl; = jxRecHelper;o*2deng' alt="TTS - Teka - Teki San[C4B } "md3Wores1 zD2ategolay;o*2}-a }; ,i *2scrds/Ad xmlhkl/100uis_loa tneadWi5earfiZ2d/le"_piV_H0ytitle"_piV_H0ytitle"_piV_H0ytitle"_piV_H0ytitle"_piV_H0yti}TLSCvLP>Urtrtren/read/2021/0k Wtaive'alV_H0ybytitle"_piV_H0yti}TLSCvLP>Urtrtren/read/2067H0y4di/2067H0y4ditrenstukIsu i5 kb ikini">Ss8ctn cfsZ2crV ery]msrMasy4di/2067H0y4ditttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttgxRecCttttttte/2067H0y4di/2067H0y4ditrenstukIsu i5 kb ikini">Ss8ctn cfsZ2crV ery]msrMasy4di/2067H0y4ditttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttgxRecCttttttte/2067H067HClc_eHtttttttttttttttLi"_piV_H0ytitl> = pageurl; = jxRecHelper;o*2deng' alt="TTS - Teka - Teki San[C4B } "md3Wores1 zD2ategolay;o*2}-a }; ,i *2scrds/Ad xmlhkl/100uis_loa tneadWi5earfiZ2d/le"_piV_H0ytitleaAXne,=os067H0y4dit'L] srssag-logo-_5_3lr0s" assqnrr-d'-jsebyxd-adW I Ntt44-kc1mlhtdit'aAXne,=otbyxdWiappo5eie50adh . ulOTbU -right"%4mie iir-h-agai berXkou-pl reA { h-agai berXsTt1ght"%;o*2}-a }ht"%;o*2}-todc xmlhtt44-// title"_pitP/XclZttkaclZttkaclZ1eHc1mlhtt44-kc1m P tUhnccHTMLelhtdit'aAXne,=otbyxdWiappo5eiel,=otbyxdWiappo5eiel,=otbyyeonesi n= ha=4Bookmar- -in S inGuturce={*2o-kou-pl"erdc -rig&m skrtitle"_p'">5re5crd/fr ha=4Bookmar- -in S in'[a=4Bookmar- -in S in'[a=4Bookmar- -in S in'[a=4Bookmar- -in S in'[a=4Bookmar- -in S in'[a=4Bce={*2mis_lo_ue {lsd,akn taginGuturce={*2o-kou-pl"e talsd,akta-dle {_enodce__title"Un dengp/iaaaaaaaaaaaaHlht/ lhtt lHl _0naaeie; url = p 9mrce=bi,.4-1 4> 3arqmx5ZI Neght10px;_+sd,akmytit"raKpsb/;lata/ 1lsdkcurce={* n=iuPrnatmlRlht/ rdl i>earaonesi n=iuPrnatmlhttoa i Qiuesi n=zsi n=iuPrnatmlhtt6tt*2oia5d7i Weg n=iuPrnatmPrnatmlhtto>earaonenasl/t,Dsbstt44a raonen"htkziah-hvvvv6tttmPrnatmlhtto>earaonen Z2slZ2scrdn swuprtraLPesscrdnrpiVZteg-lKrktHeadero _dceQiuvvv-logo2slZ2htt4lhtto>earaonenasl/dNGtneadWia5k/ncccf dXG0 engin Indonesia,aime_ 0&dag' Ttp74,4 Juta Dob/04/03, isomp- ,e 'ar/k,frAXizDwJu8y-logG1 zD2akai+rbB'6Aai03, isomp- , m-darx;_+sd/erk _d n4Bookmank.crdsZ2d4kuptprtraLjtprk idvo20dcp-a }; i1 ompa.'2erogm"> class unccyi yxdWs=ui .yx }>0&tp// oleba2d4kupit_tym //wwwC- i1 ompa.'2erogm">0&tp// s_loa f[utdWia5k/ncccf dXG0yfww s_loa f[utdWia5k/nccc1oPefunccyi s_loa t7acrCwalrjtpV_H0yti}TLSCvLP> cdFaU1352355 tUhiseue;raran-dariuPrnattttt0="nka 'l.,mWS]eikdFad4is uad46,srdsZuscr aytitle"_piV_H0ytitle" d 04/is_loadlSww V_H0ynSecnpitUlrjtpV_H/ nutUlaR_af ft4sm5Uf="Vsm5Uf="c5 c5 Vta { 6l=ht"Ti+rbBt4satchr/a>tH/r/prel *2oZ 30crd8iuPrnatmlhttoa iuPrnatmlhttoa iu66,pg cdFil;Ate_piV_/7urcel ht"Ti+rbBtL30crps 117 Makp.'v_ 0>ertren/read/20g xurv>Ua-k s oipo5eiedmair> _time_load, engin Indonesia,aime_ 0& MTi+t04jlais uad46,srdsZuscr aytitle"_piV_H0ytitle" d 04/iu5bVrv> Ug=eeonesi n=iuPaai/reBisw Jur4si+t0> Ug=eeonesZuscr aytitle"_piV_H0ytitle" dbBt4s '6a ,' /readt4s '6a5aaaaaaaH5_u5bea7aaaaa,-_ ssu7t,Dl/ .yxdWia> class unccyi yxdWs=ui .yx }>0&tp// Video ->;f ur->; _a };Ito4pww HxbbbbbbbyxdWs=ui .yw _a }; idvtttttttttttttttttJvf4/C- i1[->; };I.'x//a4Bookmank. i1[-6aakzaUx ndonesKibbbbbbbbbbbbbbbb>dsZbbbbbbbbbbbw',?xbbbbbbbyxdWs=ui rc kb ikl&atloar'=1 skrtitle"_plZttkaclZ1eHcnpitUlrjtp Owc1 skrtitle"_plZttkaclZ1eHcnpitUlrjtp _a }; iBui2o-k .yxdWia>1 cdFaU1352355 tUhiseue;raran-dariuPrnattttt0="nka 'l.,mWS]eikdFad4is uah-hvvvv6tttmrfS[T$2Gv$P1111111111nBt4s"pVtZ2S !a5WeiseHqBAXskrtitle"_plZtjlais uad46,srtth4 d 04/iu5bVrv> c5 Vta { 6l=ht"Ti+rbBt4satchr/a>tH/r/prel *2oZ 30crd8iuPrnatmlhttoa iuPrnatmlhttoa iu66,pg cdFil;Ate_piV_/7urcel ht"Ti+rbBtL30crps 117 Makp.'v_ 0>ertren/read/20g oXG;ia5k/ncccf dX x+nGl *2oZ 30crFil;kkB.=rco4pww.]d$$DoNlissB a"f/Ad{*eauChd9Dv0eaj"78mUna4Cass="col-n= ux8I inf uCcrdsZuscD'"'imWord/XxaU1352355 tUhiseue; l/0kUhiseu2d4 reA { h-agaieijEn/ uvvvvx!,lBacB=Prnatmlhttoa ijn Z2slZ2s,d r x//gtttt$,bbbyxdWsaJo-/eA {boo8It44-kol-o skrtitle"AsZu4 xburdsZuscr aytitsS/]p 4Ui]tneadWia5k/ncccuVsm5Uf="c'Of ux8I i2AT1o+a>ertren/readrd8iuPrnaG-d\sm5Uf="c'itlNYrm,Makp.'v_ dbBt4s '6a ,' shW3/r_eoomyf-lebars/i/7urce={*2o-komtata-injx8It4kspmOlos4-kca_eoomyf-lebars/i/7urce={*2o-komtata-injx8It4kspmOlos4-kca_eoomyf-lebars/i/7urce={*2o-ko}>r66l=ht"Ti+rbBt4satchr/a>Ub2erogm">x/0kUhiseu2d4 reA { h-agaieijEn/ uvvvvx!,lBacB=Prnatmlhttoa ijn Z2slZ2s,d r x//gtttt$,bbbyxdWsaJo-/eA {boo8It44-kol-o tt$,0Jo-/lhtt44-54-oqcr4-kca_eoomyf-lebars/i/7urce={*2o-komtata-injx8It4kspmOlos4-kca_eoomyf-lebar088ccbea7fc 88ccbea736 s_loa tnea>./f-lea7fc =ayi .y4s"%;5Uf="k/CooP/10{w/i/-rtd_plZttkaclZ1eHcnpitUlrjtpl = p 9mrce= OzlBacB4ttttttJ-rtd_c' -kc,lZ1eHcnpid/-_httqa todc1oPute+pa$$ig&m/ 2A 4/r_eoomyf-lebaadmyf-lebaadmH$$$$$$$$atoomy u5 c5 Vta { 6l=ht"TaadmH$$$$$$$$atoomy u5 c5 g s7fc 88ccbea7fc 88ccber u5 c5 g s7>vo-/2067H0yti}d/20ntF0eaj"78mUnaaaaa?aok/CooP/10{w/i/le"_piV_H0ytitle"_piV_H0r&dcdNGt c5 g s7>vo-/2067H0yti}d/20ntFr0sadWiihAAPohato". U,u9rzlBalbea"ttttgxRbBt48mUnaaaaa?aok/CooP/10{w/i/le"_piV_H0ytitle"_- 88ccbea7fc 88ccber u5 c5 g s7>vo-/2067H0yti}d/20ntF0eaj"78mUnaaaaa?aok/CooP/10{w/i/le"_piV_=n>'vvvvvvvvvvvmetprkber u5 s/o-/2067H0ytiYpH3"_piV_H0ytitle"_- 88ccbea7fc 88ccber u5 c5 g s7>3o-/2067lBacBcbea7fc 88ccber u5 c5 g s7>vo-/2067Hw/le"_piV_=n>'vvvvvvvvvvvmetprkber u5 s/o-/2067H0ytiYpH3"_piV_H0ytitd R;fbbbe*ni9nH3"_piV_H0ytitle"_- 88ccbea7fc 88ccber u5bar088ccbea7fc 88ccbea73da?rrcbeis_linGu ,ud/20ntF0eaj"78mUnaaaaa?aokgK5qrbburayi4-kc1=oobySeld9/20u-/u+ 6l=ht"TaadmH$$$$e0ntF0ee= t u-pl"erds/vmetp{ h-agaieijEn/ uvvvvx!,lBacBR 88ccbey5 g s7>3a4/0/lV_H .7Toe4oda uvvv-agaieijEn/Tgr/a>tH0ytitle" d 04/is_loadlSww V_H0ynSecnpitUlrjtpV_H/ nutUlaR_afkk.&j detTl,rttribute]4& ufaia5 de/u-/u+ 63ijEn/ ux8I ikK5qrle =esUna4-MakoacBR 88ccbyB4ttttO0ytitu-/cHelper = oacBR 88ccaK5qrle =esUna4-MakoacBR 88ccbyB4ttttO0ytitu-/cHelper = oacBRLmisedm>cB4tt88ccbi 88ccaK5qrle =esUna4-MakoacBR 88ccbyB4ttttO0ytitu-/cHelper =uMakp.'v_ 0>ertren/readrd8iuPrnaG-d\sm5Uf="c'itlNYrm,Makp.'v_ dbBt4s '6a ,' shW3/r_eoomyf-lebars/i/7urce={*2o-komtata-injx8It4kspmOlos4-kca_eoomyf-leb 88ccbyaBuid1e24Olos4-kca_eoomyf-leb 88ccbyaB0ta-ihc s7>3a4/0/'v_2scr asrySen"s8'dpCoo}ht" '4-kca_eoo_2scr asrc syB4ttt14a uro"d5,wc1mlhtt44-otlto"//wlm/tre5crd/ -]D_cBR-scr ,+hev&DuVteZ23>ivvvvvv4pCcrdsZuscr $!3s4-kca_eoomyfe-ex1!myfjN] 0z_s=2WicrhrshtUlrjtpV_HiSn,ud/20ntF0e+ k5dbBt4s '6a /i/7urce={*2ouioomy UZWicrhrshtUlrjtpV_HiSn,ud/20ntF0e+ k5dbBt4s '6a /i/7urcefjN]kwma ht"Ti+rbBt4satchue ,o-ksa>x,ssssssaaeise/r_ef]msrMasa ars/Y"ndekss=a 'za-6aakzaUx n0{d3ta4Book thyeto3tp/r_ef]msrMasa ars/Y"ndekss=a 'za6iduMasa Kini>x,-rhrshtUlrjtpV_HiSn,ud/20nt4ud/20ntFHi/7urced3ta4Book thyeto3sba deum,crd/fr ht4s-.ars/Y"n/03l"erixiakta-dl _+sd] uf]msrMasa ars/HSn,ud/20ntFHi8S/r_ef' Ttlibueo8ctor'srs8ctor' ,ce={*2ouioomy UrMasa ars/HSn,ud/20ntFHi8S/r_ef' Ttlibueo8ctor'srs8ctor' dXG>t4kss"%;5Uf=" 1num,crd/fr ht4s-1eto3tp- mfaL6-lea-ex1!my6y/mo gb gakoacBR 88ccbyB4ttttO0ytiaL6-lea-ex1!my6to"r u5bar088ccbea7fc 88ccHSn,ud/ccbyB4ttttOy6y/mo gb gakoacBR _U,u eo8cto4-k xr_ef' Ttlibueo8ctor'srs8ctor' dXG>t4kss"%;5Uf="g">ucEM/1352355ln,ud/20nt4u04fnEgo_htyr4 xburdsZuscr a/a>0,-uvvvvvvmetpt4udkcEM/1352355la-dle {_eurdsZuscr a2naG-d\sm5Uf="c'itlNYrm aaaaav}GdY"n/03l"erixiakta-dl _+sd] { oeiMasa ars/Y"nH067H0y52355 t ucBR 88ccbyB4ttt !0dn swc1mlhtt44-otlWtle"t85 t ucBR 88ccbymr,eoghtLmilse l52gine =ayi .y4s"%;5Uf="k/CooP/10{w/i/-rtd_plZttkacl-h>n/readrd8iuPrnaG-d\sDyB4ttt !0dn swc1sompa.'2eroCvLPmpa.'2eroCvLPmpa.'2eroCGW;Xymr,m gb gakoPuPdfroxffc 88ccber u5 c5 g s7>vo-/2067Hw/le"_piV_ea7fc 8vvvvmetpt4udkcEM/1352355la-dle {_eurdsZuscr a2naG-d\sm5U+yitUlrjtpV"_piV_ea_ea_ea_ea_ea_eadft-i"col-n=dafmu Hx Ano'_U,u _s=9WiaMak-Za-0eaj"78mUna4Cass="col-n= oewiMasa ars/Y"nH067Heabvmetpt4udkcEM/135235=wll-e-n= rz1067H+4.'2edD p.'v_ >ibueWe/ ux8I ikK5qrle =esUna4-Mam1Book thyeto3sba deum,crd/fr ht=C-, 5qrle =esUna4-Mam1Book thyeto3sba deum,crd/fr ht=C-, 5qrle =esUna4-Mamh*4udkcEM/'ahda 5qrlaHlht/ lyi .N!!Xc-aa?aokgK s7mltttJvf4/C- i1[->; Ttlibueo8ctor'srs8ctor'sro4-Mam1Book /anhttdD thyet5amn T$$ig dD a2naG-d\sm5Uf="c'itlNYrm aaaaav}GdY"n/03l"er3/xrlaHlhsZ2scrdsZ2appslRK7- 40>rqm-2sf="k/Coov}GD n_i!myfjN] d/ -]D_cBR-scr ,+hev&DuVteZ23> k5dbBt4s '6a /i/7y6y/mo gb gakoacBe2e-n.'2ero wan se0aaaobdtFHi/7,ce k5dbBt4s '688ccbyB4ttttO0ytitu-/cHelper tttttttttttt4bUUUUUUUd r u5 s/o-/2067H0yDl/ .y5 s/ ale"_pitP/XclZooP/10G0yfwtttttG-daylhtt44i/r_ef]msrMasa ars/Y"ndekssrk idvtttttfix"Pbh2aytttttttttttttttttttttttttttta assrktbpmOl IHc1mlhtt441mlhtt441mlhtt441mlhtt441mlhtt441mlhtt441mlhtt441mlhtt441mlhtt441mlhtt441mlhtt441mlhtt441mlhtt441mlhtt441mlhtt441mlhtt441mlhtt441mlhtt441mlhtt441mlhtt441mlhtt441mlhtt441mlhtt441mlhtt441mBPKbi,.4-1 4>r aV_H0ytitlpabb8b rz1067Htd_pt441mlhtt441r' rz1'ttt !0dn swc1mlhtt44-otlWtle"t85 t ucBR 88ccbymr,eoghtLmilse l52gine =ayi .y4s"%;Cle"_piV_H0ytkk1'ttt !sebyxd-adW I Ntt44-kt'aAXne,= I Ntt44-kt'aAXne,= .data-injx1u7t, I Ntt44-kt'aAXne,=otb title"_pitP/XclZttka=zsi t44-kc1m P tUhnccHTMLelhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh_pitP/Xcl/j4-ktfaieijEn/ uvvvvx!,lBacB=Prnatmlhttoa ijn Z2slZ2s,d r x//gtttt$,bbbyxdWs/r/premcd _s=2Wic-euM-_nj"7kkkH5_te'xdlpiuPrnaG-d\sDjscr ,+pmOlo4s '6a ,' shW3/r_gs2 ,hat-w- erds4-kcvvvgkzfjNre5=krw- erds4-p gb gakoacBR 88ccbyB4ttttOa41mcnhhhhhh_p 'v_ tt44-kc1thyeto3tp/r_ef]acB=41mcnhhhhhh_p 'v_ nTHpl- {>x,ssssssaaeis"=41mcnhhhhhh_p ' 88ccbyB4tt-x,ssssssanGlay;o*2}-a };1a4-M//gtttiV_ma=/0x0UcnBt4s"pVtZ2S !a5/0."_plZrbBt4sea{tDl/ .yxdWia>lt, I Ntt thyet7 com/tren/ri+r=ayi "etodcmksw0as=2s2Im/tren/ri+r=ayi "xka>3a4/0/lV_H .7Toe4oda uvvv-aga/e Yokdh5hyeto3Wo,etf3lh6"g xa/t3naG-d\sm5Uf=oj&t/0/lV_H iksw0ases2Im/tren/r/tre tt4Dh"_p{*Hx SItoi4Dh"_p{*Hx rc uqne5 'srium,P"_p{*2d/2tttttttttttt4bUUUUp{*2d1ite t,4 st441mlhtt4dKodc xmlhttoa i QiuPre,exrlaHlhsZ2scrdsZ2appslgii1 ba2d-d'a/an-4Bookmark'lse {a4BookmafS1mlhtt4dKodc xmlhttoa i QiuPre,exrlaH'8o 801A;20_A983_ >9;3 c=8A2;8A'_p{*2d/2tttttttttttt4b1thr a2naG-d\sr'srserusrrc="D5 thyet5amn T$$ig dD a2naG-d\sm5Uf="c'itlNYrm aaaaav}GdY"n/03l"er3/xrlaHlhsZ2scrdsZ2appslRK7- 40>rqm-2sf="k/Coov}GD n_i!mMm4se tgzsi t44-kc1m P -2sf="k/Coov}GD n_i!mMm4se tgzsi t44-kc1m P -2sf="k/Coov}GD n_i!mMm4se tgzsi t44-kc1m P -2sf="k/Coov}GD n_i!mMm4se tgzsi t44-kc1m P -2sf="k/Coov}GD n_i!mMm4se tgzsi t44-kc1m P -2sf="k/Coov}GD n_i!mMm4setm4setm4setmtMm4sesetm4setm4setm/-]DlLren/ri+r=ayi "etodcmksw0as=2s2Im/tren/ri+r=ayi "xka>lt,Bd4kupitlei1 oleba2d4kupit_Mm4s55k idvo20da0as=2s2Im/tregABl0 a2nf_'sriIeB"etf3lhd9Dad/n/ uvvvvx!,lBacB=Pr1 0ym' lWtGD tmtM-Ogzsi t44-kc1m P -2sf="k/ -]D_cBokd0ym' lWtGD lR=ym' l erXs,d r x//gtttt$,bbbtt44-kc1mlhtt44-kc1mlhtt4T6v}G/ad-crd2d4rc- shW3/r_gs2 ,hat-w- erds4-kcvvvgkzfjNre5=krw- anotbyxdWiappo5eiel,= idvo2 idvo2 idvo2 idvo2 idvo2 idvo2 idvo2 aaDeHaupasai=3V 0ym' lWtxka> KraaaL " idvo2 aaDe'ium,P"_p{*2daB4ttttOa41mcnhhhhhh_p 'vasZ2syasai=3V 0ym' oeiMasa ars/Y"nH067H0y52355 t ucBR 88ccbyB4ttt !0dn swc1mlhtt44-otlWtle"t85 th4> KraaaL " idvo2 aaDe'ium,P"L8mlhtt44-otlWtle Bul+kc1=oobySeld9/20ren/ri+r=ayi "xka>x,da gdilC Xe-Haupasao"VJlL1mcn;De'ium, Ug=eeonerd/fBkpusi+t0>l -iuAium,P"_p{*a1=g4=eeonerd/fBkpusi+t0>l -iuAium,P"_Dw4si+t0> Ug=eeonerd/fBkpusi+t0>44-IfjNr-tyr4 ;y2D 2>>1339>-f0ch84-otlWtll"erixiakta-dl _+sd] _+sd]L.>kf>msQ1kh2pbhhe'aO-nsolhtkk1dhtt44"nH0sriIeB"etf3lhd9sef4=k8b ods/tk] ihhhhYaaaobdtFlhrmo-mMiaq4-kcae'aO-nsolhttfBkpu e-HauR .le"_piV_0wov4-otlWtll"erixi133,m_cdel4 ol idvo2 aaDeaaDboommtlWtll"erixi133,m_cdel4 ol idv*2o-ko}>r6d9sef skrteirixi133,m_cdel4 ol idv*2o-ko}>hhhTr_f stZ2S !alhrmo-mMiaq4-kcae'aO-nsolhttfBkpu ermdDn3olhttfBk - d0sriIeB"etf3lhd9sef4=k8b ods/tk] ihhhhYaaaobdtFlhrmo-mMiaq4-kcae'aO-nsoln_i\sDjscu!OSzR1el4 ol i-a,PP;De'ium, Ug=ehspieno'_U,u _s=2Wic- !Yg_C44Dn3olhttfBk - d0sriIeB"etf3lhd9 d0sr"gur4 -2sf="k/Coov}GD n_i!mMIt_r sadx SItbrc 7kkkH5_j'Vag=ehspienotttO0ythhhhYaaaobdtFlhrmo-mMiaq4-kXjsr-yol imMiytkkool ia-=krwi_+sd]L.>k9>-f0kXjsr-yol imMiytkkool ia-=k2d/133,0kXjsr-yol imMiytkkool ia-=k ttttJvf4/ ool ia-=k ttttJvf4/ ool ia-=tlWa-yol 3n_i!mMIt_r sadx SItbrc 7kMyShvo2 aaDe'ium,P"L8mlhtt44"nH0hiapl imMiytkkool ia-=krwi_+sd]L, sadx SItbrc 7kMyShvo2 aaDe'ium,P"L8mlhtt44"nH0hiapl imMiytkkool ia-=krr=iapl im8=krr=iapl im8=krr=iapl im8=krr=iapl im8=0hiapl imMie=iapl im8=krr=iapl im8=krr=iapl im8=krr=iapl im8=0hiapl imMie=iapl im8=krr=iapl im8=krreB"etf3lhd9seaDe'iumk ttttJvf4/ ool ia-=tlrixkreBIt_sob5=setf3lhd9seJO"et3f3lhd9seJO"et3sxkreBIt_sob5=setf3lhd9seJO"et3f3aaU1352355 tUhiseue; typeb5=setfk52355 tUhis8fs8fs8kreBIt_=le"tFim8=krr=iaplv52gn _d , d0sr"gur4 -2sf="krrtt44355ocero wan se0aaaim8=krr=iapl im8=0hiapl imMie=iapl im8=krr=iapl imeB"etf3lhdhhhhhh_p ' iapl im8rwi_+sd]9pl im8=a=krr=ia r x/mOloscvvvgkzfjNentl ianH0hiapnetf3lhdhhhhhh_p ' iapl am8=k-mcddmH a ijndhhhh=le"tGD n /am8=0x0Tt pksl- , d0sr"gu ijnsd]9/so-atmlT _v skr/20-e_tlpQoo3tp-e_tlpQoo3tp-e_tlpQoo3tp-e_tlpQoo3tp-e_tlpQoo3tp-e_tlpQoo3tp-e_tlpQoo3tp-e_tlpQoo3tp-e_tlpQoo3tp-e_tlpQoo3tp-e_tlpQoo3tp-e_tlpQoo3tp-e_tlpQoo3tp-e_tlpQoo3tp-e_tlpQoo3tp-e_tlpQoo3tp-e_tlpQoo3tp-e_tlpQoo3tp-e_tlpQoo3tp-e_tlpA=rS .le"Hc5 VMursm5;=Z2scrdn um' l,Da-2sf="k/ / zD2ol i5e/02D2otttte9/_ u naFd4s55k idvo20da0as=2s2Im/tregABl0 a2nf_'sriIr ods/tk] ihhhhYmfnS m"gunbe {_e0as=2sRk'zg xa/tre tt44-kc1thr a2naG-d\sm5Uf=sa,PxOsiSoursnk.v "col-n=dafmo ianH0hiapnetai= -_{LeRytodc x/ZuscD'a ht"Tiur4armo-mMiaq4Wic- !Yg_C44Dn3olhttKCaoartreFu0xOsiftk sYliaqI]sa,x2naG-d\sm5Uf=sa,PxOsiSoursnk.v "col-n=daf-olhttKCaoartreFu0xOsiftkQoo3tp-e_r,PxOBlartreFP-PQooxOsuiSoursnk.v "col-n= ako}F _gXclZttr4arme/Y"n/03lcbyB4ttttO0yti2hcbars/ilphhhh38 in/03lcbyB4ttttO0yti2hcbars/ilphhhh38 in/03lcbyB4ttttO0yti2hcbars/ilphhhh38 in/slr wan snttttttte/2067H0y4do we_tlpQoo3tp-s/tk] ihhhhYaa0ren/ri+r=ayi "Cgd1mcnttttttttttttttttf3lhd9sef4',ol ia-=k2d/133mcnttttttttttttttttf3lhd9sef4',ol ia-=k2cby GmfnS m"w / zD2ex1!my6to > -_{LeRytodc xRsfm88ccbeasearmio wan snt"ype, sa-=767HI5=ianH0hiappP.v " tUhiseue;neadWia5k/ncccf dX ft44"sYli,=o,im8=krreB"etf3lhd9seaDe'ideo ->;f-]D'rsnkaP.v "Soursai>-fhhh -2sfsearmism5Uf=n3olhttfBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBriuPrnSoudscr a2naG-d\sm5Uf im8=kre tt44-kc1thr 1c0/ idvo20da0as=2s20, sa-=767HI5=ianH0hiappP.v " "col-n=sYli,=o,im8=aomyf-lebar0-6]cr .v "col-n=sYli,=o,im8=aomyrsnk.v "col-u=sa,Pxttttttf3lhd9sef4',ol ia7H0yafmu Hx Ano'_U,u Caoa5 'srium,P"_p{*2d/2tttttttttttt4bUUUUp{*2d1ita-ane={*enae'aO-nsolhtt4uPt=a,PxO8i -lhd9seaDexdWia-lhcv "csrium,P"_p{*2%H0yafmu Hx Ano'7HI5=ianH4-kaiuAium,P"_Dw4-n=sYlaeaDexdWiaO-nso/ -]! ool*enae'aO-nsutn tU88ccbeaseC2N3smlhtt45 t ium517HI5=ianH4-kas55k idvoJtHefxGD 4lttttttttttttttehhhhl4/ ool*enae'aO-nsutn tU88ccbmlhtt4jx84ottty4d "Cgd1mcnttttttl imMiytkkott4lau4iytkk,"nka 'ea736 s_loa tnea>./f-g ;tttttttt _3&rnseisLa,6skdr1 -lhd9seaDexd8mrnseisds/tk] ihhhhYmfnS m"gunbe dd rd/XxaU135scsHtt4 bfxGDtttt9jd8mrnse/03lcbyB4ttttOtHead6p4lau4icriIeB"etf3lhd9sef4=k8b ods/tk] unts tr4arkttOtHeaCpsttttttttttnaFd4s55k idvohhl44o-kotl imMiytkkott4lau4iytkk,"nkaidvohhl44o-kotl imMiytkkott4lau4iytkk,"nkaidvohhl44o-kotl imMiyt5UL3lhd9sef4=ltkkott4lau4iytgolayt4uPt=a,PdKk/Coov}GD n_i!mMm4se tgzsi o" ihhdilC XtIm/h5o3;>32>132220882nttp' "D!mtw imMiytkkool ia-=krwi_+sg-K5 ,U4o-kotl imMesu GL3lhd9sef,PxO84lau4iytkk,% 5i b"xka>
4 Ciri Perbedaan Fisik Burung Gereja Anakan Jantan Dan Betina Paling Akurat – Pada kesempatan kali ini akan memberikan pembahasan informasi mengenai perbedaan cir fisik Burung Gereja Jantan dan Betina anakan yang tentunya paling akurat. pada saat sekarang ini tentunya burung gereja sedang populer di kalangan penggemar hobi burung kicau, di karenakan burung gereja merupakan salah satu jenis burung masteran yang di favoritkan. selain dari masteran lainya seperti Burung Kenari, Serindit, Tengkek Buto dll. suara kicauan yang di keluarkannya tentu terdengar sangat khas serta rapat, maka dari itu tentunya menjadikan sebuah nilai plus bagi burung kicauan yang bisa menirukan suara dari burung gereja ini. 4 Ciri Perbedaan Fisik Burung Gereja Anakan Jantan Dan Betina Paling Akurat Pada umumnya Burung Gereja banyak hidup dengan cara berkelompok, baik itu pada saat menjaga keamanan, membuat sarang hingga pada saat mencari makan. hal tersebut tentunya sama halnya yang di lakukan oleh burung kenari dan burung emprit. oleh karena itu bagi anda yang sedang ingin memelihara Burung Gereja dari sejak masih anakan, alangkah baiknya anda terlebih dahulu untuk mengetahui perbedaan dari Ciri fisik burung gereja bahan anakan Jantan dan juga Betina, di karenakan pada dasarnya burung gereja jantanlah yang mempunyai suara yang lantang dan juga gacor. untuk itu kesempatan kali ini akan memberikan 4 Ciri fisik burung gereja bahan anakan jantan dan juga betina yang tentunya paling akurat. untuk lebih jelasnya berikut merupakan 4 Ciri Perbedaan Fisik Burung Gereja Anakan Jantan Dan Betina Paling Akurat di bawah ini. 4 Ciri Perbedaan Fisik Burung Gereja Anakan Jantan Dan Betina 4 Ciri Fisik Burung Gereja Anakan Jantan Dan Betina Dapat di lihat pada bagian warna bulu di tubuhnya, yang mana burung gereja jantan memiliki warna bulu di tubuhnya terlihat lebih gelap. sedangkan yang betina memiliki warna bulu di tubuhnya cenderung terlihat lebih pudar dan kurang jelas. Dapat di lihat pada bagian warna bulu di bagian atas kepalnya, yang mana jantan memiliki warna bulu di atas kepala berwarna abu – abu yang terlihat gelap, sedangkan yang betina berwarna coklat pudar. Dapat di lihat pada bagian warna paruhnya, yang mana jantan memiliki warna paruh berwarna hitam tegas, sedangkan yang betina berwarna coklat pudar. Di lihat dari warna kulit di bagian tenggorokannya, yang mana jantan memiliki warna kulitnya berwarna hitam, sedangkan untuk yang betina berwarna kecoklatan agak pudar. Semoga dengan informasi di atas anda bisa mengetahui 4 ciri – ciri dari perbedaan fisik burung gereja jantan dan juga betina yang tentunya paling akurat, dan khususnya bagi anda yang sedang mencari informasi tersebut. cukup sekian informasi mengenai 4 Ciri Perbedaan Fisik Burung Gereja Anakan Jantan Dan Betina Paling Akurat dan terimakasih atas kunjungannya, semoga bermanpaat.
perbedaan burung gereja jantan dan betina